Belakangan ini ideologi populisme berbasis sentimen primordial kian menguat di berbagai penjuru dunia, termasuk di negara-negara dengan tradisi demokrasi dan hak-hak sipil yang kuat. Di benua Amerika Utara, tiga peristiwa penting yang baru-baru ini terjadi menggambarkan hal tersebut: kebijakan Presiden Trump mencegah warga negara dari tujuh negara Muslim masuk ke wilayah negara USA, pembakaran masjid di Texasm USA, dan penembakan membabi buta jamaah yang sedang sholat di sebuah masjid di Quebec, Kanada.
Seperti ditunjukkan oleh tiga peristiwa tersebut, populisme berbasis sentimen primordial telah berimbas pada menguatnya sikap intoleransi pada kelompok minoritas dan tindakan permusuhan terhadap para migran. Sayangnya, gejala semacam ini sekarang juga mulai merebak di tanah air.
Fenomena semacam di atas menjadi keprihatinan dan bahan refleksi dalam tasyakuran peringatan Harlah Nahdlatul Ulama ke-91 yang diselenggarakan oleh Pengurus Cabang Istimewa NU (PCI NU) Belanda belum lama (30/01). Acara ini berlangsung di kediaman KH Ade Syihabuddin, Syuriah PCI NU Belanda di Den Haag, Belanda. Hadir dalam acara ini jajaran PCI NU Belanda, warga Nahdliyyin maupun para pelajar Indonesia yang sedang menempuh studi lanjut di Belanda.
“Kami sangat menyesalkan aksi intoleran dan kekerasan yang bermotif sentimen primordialisme di berbagai belahan dunia. PCI NU Belanda menyikapi serius kejadian semacam ini. Untuk itu, kami kini sedang merancang kegiatan untuk mempromosikan Islam Nusantara sebagai Islam yang moderat di Indonesia,” kata M. Shohibuddin, Katib Syuriyah PCI NU Belanda. “Pada saat yang sama, kami juga menyadari bahwa gejala yang sama sekarang juga merebak di tanah air. Hal ini tentu harus menjadi bahan refleksi dan pemikiran-ulang bagi umat Islam di Indonesia, khususnya kalangan Nahdliyyin,” jelasnya lebih lanjut.
Dalam kesempatan yang sama, Fachrizal Afandi, Ketua Tanfidziyah PCI NU Belanda menyatakan tugas PCI NU sebagai duta NU di luar negeri semakin berat dan menantang. Untuk itu, pelaksanaan Konferensi Cabang (Konfercab) PCI NU Belanda yang kedua pada Maret 2017 mendatang akan dijadikan momentum untuk mempromosikan Islam Nusantara ke publik Barat. “Islam Nusantara harus dipromosikan sebagai sumbangan Muslim Indonesia kepada tatanan dunia yang lebih damai dan harmonis. Islam Nusantara harus menjadi bagian dari diplomasi budaya Indonesia dalam rangka menghilangkan Islamophobia di Dunia Barat,” kata kandidat Doktor hukum di Leiden University ini menambahkan.
Dalam rangka mematangkan konsep Islam Nusantara sebagai salah satu bentuk diplomasi budaya Indonesia di ajang internasional, beberapa rangkaian kegiatan akan digelar oleh PCI NU Belanda pada tanggal 27-29 Maret 2017 sebagai bagian dari pelaksanaan Konfercabnya yang kedua. Rangkaian kegiatan ini akan dibuka dengan Konferensi Internasional dan Pameran Foto dengan tema “Rethinking Indonesia’s ‘Islam Nusantara’: From Local Relevance to Global Significance.” Acara ilmiah ini diselenggarakan bekerja sama dengan Kementerian Agama RI dan Vrije Universiteit Amsterdam. Sebagai kelanjutannya, pada hari kedua (28/3) akan diselenggarakan Konfercab PCI NU Belanda yang bertempat di Masjid Al-Hikmah, Den Haag. Dalam forum Konfercab ini juga akan dilakukan Bahtsul Masail untuk menjawab masalah-masalah keagamaan di kalangan muslim Belanda. Lantas, pada hari ketiga (29/3) akan diselenggarakan pemutaran dan diskusi film berjudul Jalan Dakwah Pesantren di Universitas Leiden, Belanda.
Sebagai penutup rangkaian Konfercab ini adalah Gala Dinner dan Malam Kebudayaan. Acara ini diselenggarakan di KBRI Den Haag dengan menghadirkan enam duta besar Indonesia berlatar belakang santri yang bertugas di berbagai negara. Para duta besar ini akan menyampaikan pidato kebudayaan dengan penekanan pada bagaimana mempromosikan Islam Nusantara sebagai bagian dari diplomasi budaya Indonesia di negara mereka bertugas,
“Bagi yang ingin mengetahui lebih lanjut rangkaian kegiatan ini, silahkan lihat di website kami,” kata Ibnu Fikri, Ketua Panitia Konferensi Internasional. Website dimaksud adalah https://old.nubelanda.nl/conference2017.
Link berita: